Latar Belakang
Saat ini kita seringkali mendengar kata inflasi. Akan tetapi apa benar kita sudah mengetahui apa inflasi itu. Kebanyakan dari kita tiadak mengetahuinya. Padahal sangat penting bagi kita untuk mengetahui inflasi. Hal ini disebabkan inflasi tidak bisa dilepaskan dari masalah perekonomian.
Dengan mengetahui secara benar tentang masalah inflasi, tentu saja kita berharap dapat mengatasi atau bahkan mencegahnya. Kita tidak bisa memungkiri akan besarnya kemungkinan dinegara kita akan menghadapi masalah inflasi. Sebagai seorang mahasiswa sudah sepatutnya kita membanntu permasalahan ekonomi yang ada di negara kita khususnya masalah inflasi.
Oleh karena itu kami sengaja membuat makalah ini karena masalah inflasi saat ini bukanlah masalah yang remeh terutama di masa-masa krisis global seperti yang kita alami sekarang. Kami berharap makalah ini bisa membantu walaupun sedikit.
BAB
I
Pengertian Inflasi
Pengertian
Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (continue). Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan inflasi. Inflasi dianggap terjadi jika proses kanaikan harga belangsung secara terus-menerus dan saling mempengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadang kala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga.
Inflasi
adalah suatu gejala-gejala kenaikan harga barang-barang yang sifatnya
itu umum dan terus-menerus. Dapat disebut inflasi jika ada tiga
faktor yaitu :
1. Kenaikan
harga
2. Bersifat
umum
3. Berlansung
terus-menerus
· Kenaikan
harga
Harga
barang dapat di katakana naik jika harganya menjadi tinggi dari harga
sebelumnya. Contohnya harga BBM yaitu Rp35,00/ltr pada mingu lalu,
sedangkan pada minggu ini harga BBM menjadi Rp45,00/ltr lebih mahal
dari minggu kemarin.
· Sifatnya
umum
Kenaik
harga suatu barang tidak dapat di katakana inflasi jika naiknya
barang tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum . Contohnya
: jika harga BBM naik maka ongkos angkutan umum,bahan-bahan pokok
menjadi naik ini baru bias disebut inflasi.
· Berlanasung
terus-menerus
Naiknya
harga suatu barang tidak dapat di katakana inflasi jika naiknya
barang tersebut terjadinya hanya sesaat, inflasi itu dilakukan dalam
rentang minimal bulanan.
Ada
beberapa faktor maslah sosial yang muncul dari inflasi yaitu :
1.
Menurunya tingkat kesejahtraan rakyat
2.
Memburuknya distribusi pendapatan
3.
Terganggunya stabilitas ekonomi.
Dalam membicarakan mengenai masalah inflasi, perlu kita membedakan diantara inflasi merayap (creeping inflation), inflasi sederhana (moderate inflation) dan inflasi hiper (hyper inflation). Tidak terdapat suatu ukuran tertentu yang dapat digunakan untuk membedakan ketiga jenis inflasi tersebut, tetapi secara kasar dapatlah dikatakan bahwa inflasi merayap adalah inflasi yang tingkatnya tidak melebihi 2-3 persen setahun, inflasi sederhana adalah inflasi yang berada disekitar 5-8 persen dan inflasi hiper adalah inflasi yang tingkatnya sangat tinggi yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua kali lipat atau lebih dalam tempo satu tahun.
BAB II
Macam-Macam Inflasi
Inflasi
dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan,
sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila
kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang
antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—100% setahun; dan
hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan
harga berada di atas 100%
Menurut tingkat keparahan atau laju inflasi, meliputi:
Menurut tingkat keparahan atau laju inflasi, meliputi:
- Inflasi Ringan (Creeping Inflation)
- Inflasi yang tingkatannya masih di bawah 10% setahun
- Inflasi Sedang
- Inflasi yang tingkatannya berada diantara 10% - 30% setahun
- Inflasi Berat
- Inflasi yang tingkatannya berada diantara 30% - 100% setahun
- Hiper Inflasi
- Inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% setahun. Hal ini pernah dialami Indonesia pada masa orde lama.
Ada pun Jenis-jenis inflasi, berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku, inflasi biasanya dibedakan kepada tiga bentuk berikut :
- Inflasi tarikan Permintaan, inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa.
- Inflasi Desakan Biaya, inflasi ini berlaku dalam masa perekonomian berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat rendah. Apabila perusahaan menghadapi permintaan yang bertambah, mereka akan berusaha menaikan produksi dengan cara memberikan gaji dan upah yang lebih tinggi kepada pekerjanya dan mencari pekerja baru dengan tawaran yang lebih tinggi ini. Langkah ini mengakibatkan biaya produksi yang meningkat, yang akhirnya akan menyebabkan kenaikan harga-harga berbagai barang (inflasi).
- Inflasi Diimpor, inflasi dapat juga bersumber dari kenaikan harga barang-barang yang diimpor. Inflasi ini akan wujud apabila barang-barang impor mengalami kenaikan harga yang mempunyai peranan penting dalam kegiatan pengeluran perusahaan-peruasahaan.
Jenis-jenis inflasi berdasarkan persentasi atau nominal digit inflasinya, dapat
dibedakan
kedalam :
- Moderate Low Inflation (inflasi 1 digit) misalnya 1% s.d 9%, biasanya orang masih percaya dan memiliki daya beli dan juga nilai mata uang masih berharga.
- Galloping Inflation (inflasi dua digit) misalnya 10% s.d 99%, dimana orang mulai ragu, daya beli menurun, nilai mata uang menjadi semakin menurun.
- Hyper Inflation (inflasi tinggi diatas 100%) adalah proses kenaikan harga-harga yang sangat cepat, yang menyebabkan tingkat harga menjadi dua atau beberapa kali lipat dalam jangka waktu yang singkat, keadaan seperti ini orang-orang sudah tidak percaya pada mata uang. Dimana nilai nominal uang jadi tidak berharga jika situasi ini terjadi maka pemerintah melakukan Senering yaitu pemotongan nilai uang.
BAB III
Mengapa Timbul
Inflasi
Terdapat banyak faktor yang dapat menimbulkan inflasi. Kenaikan harga bahan mentah yang di impor, kenaikan harga bahan bakar, defisi dalam anggaran belanja pemerintah, pinjaman sistem bank yang berlebihan, dan kegiatan infestasi yang sangat pesat perkembanggannya merupakan beberapa contoh dari keadaan-keadaan dalam perekonomian yang dapat menimbulkan inflasi. Walaupun masalah inflasi dapat ditimbulkan oleh berbagai faktor, secara analitis cukup apabila faktor-faktor itu dibedakan dan digolongkan kepada dua faktor berikut:
a. Inflasi yang diakibatkan oleh perubahan dalam permintaan agregat.
Inflasi
karena kenaikan permintaan agregat sering disebut dengan demand-pull
inflation (inflasi karena ditarik permintaan). Dalam inflasi jenis
tersebut, kenaikan kurve permintaan agregat menarik tingkat harga
keatas. Agar demand-pull inflation dapat terus terjadi maka kurve
permintaan agregat harus terus bergeser keatas sepanjang kurve
penawaran agregat. Kenaikan Amerika selama akhir tahun1960-an adalah
karena demand-pull inflation, yaitu pada saat terjadi pertumbuhan
belanja federal untuk perang Vietnam dan perluasan sosial yang
menaikkan permintaan agregat.
Inflasi
tariakan permintaan dapat berlaku pada ketika perekonomian menghadapi
masalah penganguran yang tinggi maupun pada ketika kesempatan kerja
penuh sudah tercapai. Dikebanyakan negara-negara berkembang inflasi
tarikan permintaan selalu berlaku, walaupun dalam perekonomian banyak
terdapat pengganguran. Keadaan seperti ini dapat terjadi misalnya
sebagai defisit angaran belanja pemerintah yang terlalu besar.
Devisit seperti ini dibiayai oleh pencetakan uang baru dan akan
meningkatakan permintaan agregat permin taan masyarakat. Sedangkan
kapasitas produksi berbagai jenis barang ada kalanya mencapai tingkat
yang maksimal dan tidak memungkinkan pertambahan produksi dalam
keadaan seperti ini inflasi tarikan permintaan akan berlaku.
Apabila
suatu perekonomian telah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.
Inflasi tarikan permintaan akan berlaku apabila permintaan agregat
masih tetap berkembang dengan pesat. Pada kesempatan kerja penuh,
perekonomian tidak akan mampu menaikkan produksi. Maka permintaan
agregat yang terus bertambah akan menyebabkan kenaikan harga-harga.
Ada beberapa keadaan yang menyebabkan permintaan agregat terus
berkembang. Defisit dalam anggaran belanja pemerintah merupakan salah
satunya, penyebab yang lain adalah ekspor yang terus pesat berkembang
(yang menimbulkan kenaikan pendapatan kepada masyarakat dan terus
meningkatkan konsumsi rumah tangga dan perbelanjaan agregat), dan
sebagai akibat infestasi perusahaan yang semakin meningkat walaupun
kesempatan kerja penuh telah tercapai.
b.
Inflasi yang diakibatkan oleh perubahan dalam penawaran
agregat.
Inflasi dapat muncul karena penurunan penawaran agregat, contohnya kegagalan panen dan penurunan penawaran minyak menurunkan penawaran agregat selama tahun 1974-1975, sehingga tinggkat harga naik. Inflasi yang terjadi karena penurunan penawaran agregat sering disebut dengan cost-pust inflation. Kenaikan biaya produksi mendorong tingkat harga ke atas. Penurunan penawaran agregat biasanya tidak hanya menyebabkan kenaikan tingkat harga, tetapi penurunan tingkat output, yaitu kombinasi yang disebut stagflasi. Agar cost-pust inflation dapat terus terjadi maka kurva penawaran agregat harus terus bergeser kekiri sepanjang kurva penawaran agregat.
Inflasi dapat muncul karena penurunan penawaran agregat, contohnya kegagalan panen dan penurunan penawaran minyak menurunkan penawaran agregat selama tahun 1974-1975, sehingga tinggkat harga naik. Inflasi yang terjadi karena penurunan penawaran agregat sering disebut dengan cost-pust inflation. Kenaikan biaya produksi mendorong tingkat harga ke atas. Penurunan penawaran agregat biasanya tidak hanya menyebabkan kenaikan tingkat harga, tetapi penurunan tingkat output, yaitu kombinasi yang disebut stagflasi. Agar cost-pust inflation dapat terus terjadi maka kurva penawaran agregat harus terus bergeser kekiri sepanjang kurva penawaran agregat.
Inflasi
seperti ini berlaku pada ketika kegiatan ekonomi telah mencapai
kesempatan kerja penuh. Pada tingkat ini industri-industri telah
beroprasi pada kapasitas yang maksimal dan penganguran tenaga kerja
sangat rendah. Pada tingkat kegiatan ekonomi ini tenaga kerja
cenderung untuk menuntut kenaikan gaji dan upah yang menyebabkan
peningkatan fdalam biaya produksi. Biaya produksi juga meningkat
sebagai akibat kenaikan harga input seperti biaya pengangkutan,
kenaikan sewa bangunan dan kenaikan harga bahan mentah. Kenaikan
biaya produksi sebagai akibat dari berbagai faktor ini akan mendorong
para pengusaha menaikan harga-harga barang yang diproduksikannya.
Efek yang Ditimbulkan
dari Inflasi
1. Efek terhadap pendapatan (equity effect)
Efek
tehadap pendapatan sifatnya tidak merata, ada yang dirugikan dan ada
yang diuntungkan dengan adanya inflasi. Seorang yang memperoleh
pendapatan tetap akan dirugikan oleh adanya inflasi. Misalnya seorang
memperoleh pendapatan tetap Rp 500.000,00 per tahun sedang laju
inflasi sebesar 10 persen akan menderita kerugian penurunan
pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut yaitu Rp 50.000,00.
2.
Efek terhadap efisiensi (efficiency effect)
Inflasi
dapat pula mengubah pola alokasi faktor-faktor produksi perubahan ini
dapat terjadi melalui kenaikan permintaan akan berbagai macam barang
yang kemudian dapat mendorong terjadinya perubahan dalam produksi
beberapa barang tertentu sehingga dapat mengakibatkan alokasi faktor
produksi menjadi tidak efesien.
3.
Efek terhadap output (output effect)
Dalam
menganalisa kedua efek di atas (equity dan efficiency effect)
digunakan suatu anggapan bahwa output tetap. Hal ini dilakukan supaya
dapat diketahui efek inflasi terhadap distribusi pendapatan dan
efisiensi dari jumlah output tertentu tersebut.
4.
Inflasi dan perkembangan ekonomi
Inflasi
yang tinggi tingkatnya tidak akan mengalakkan perkembangan ekonomi
biaya yang terus menerus naik menyebabkan kegiatan produktif sangat
tidak menguntungkan. Maka pemilik modal biasanya lebih suka
menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi. Aturan lain tujuan ini
dicapai dengan pembeli harta-harta tetap seperti tanah rumah dan
bangunan. Oleh karena pengusaha lebih suka menjalankan kegiatan
infestasi yang bersifat seperti ini, infestasi produktif akan
berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi menurun. Sebagai akibatnya
akan lebih banyak penganguran.
Dampak dari Inflasi
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung pada parah atau tidaknya tingkat inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya dalam masa inflasi yang parah yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiper inflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti karyawan swasta serta kaum buruh akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka semakin merosot dan terpuruk dari waktu kewaktu.
Bagi orang meminjam uang kepada bank (debitur), inflasi menguntungkan karena pada saat pembayaran utang kepda kreditur nilai uang lebih rendah dibandingkan pada saat meminjam. Sebaliknya kreditur atau pihak yang meminjamkan akan mengalami kerugian karena nilai uang pengenbalian lebih rendah dibanding pada saat peminjaman.
Bagi produsen inflasi dapat menguntungkaan bila pendapatan yang diperoleh lebih tinggi dari kenaikan biaya produksi. Namun, bila inflasi menyebabkan naiknya biaya produksi dapat merugikan produsen.
Secara umum inflasi dapat mengkibatkan berkurangnya investasi disuatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidak stabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejah traan masyarakat.
Cara Mencegah Inflasi
Dengan mengunakan Irving
Fisher MV = PT dapat di jelaskan bahwa inflasi timbul karena MV naik
lebih cepat dari pada T. Oleh karena itu untuk mencegah terjadinya
inflasi maka salah satu variabel (M atau V) harus di kendalikan. Cara
mengatur vareabel M,V dan T tersebut dapat dilakukan dengan
menggunakan kebijaksanaan moneter, fiskal atau kebijaksanaan yang
menyangkut kenaikan produksi.
a. Kebijaksanaan Moneter
a. Kebijaksanaan Moneter
Sasaran kebijaksanaan
moneter di capai melalui jumlah uang yang beredar (M). Salah satu
komponen jumlah uang adalah uang giral (demand deposito). Uang giral
dapat terjadi melalui dua cara, pertama apabila seseorang memasukkan
uang kas ke Bank dalam bentuk giro, instrumen lain yang dapat dipakai
untuk mencegah inflasi adalah politik pasar terbuka (jual/beli surat
berharga). Dengan cara menjual surat berharga bank sentral dapat
menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga laju inflasi dapat
lebih rendah.
b.
Kebijaksanaan Fiskal
Kebijakan fiskal
menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan
yang secara langsung mempengaruhi permintaan total dan dengan
demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui
penurunan permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan
pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi
permintaan total sehingga inflasi dapat ditekan.
c.
Kebijaksanaan yang Berkaitan dengan Output
Kenaikan output dapat
memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai
misalnya dengan kebijaksanaan penurunan bea masuk sehingga impor
barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang didalam negeri
cenderung menurunkan harga.
d.
Kebijaksanaan Penentuan Harga dan Indexing
Ini dilakukan dengan
penentuan ceiling harga, serta mendasarkan pada indeks harga tertentu
untuk gaji atau upah (dengan demikian gaji/upah secara riil). Kalau
indeks harga naik maka upah atau gaji juga dinaikkan.
2.6 Penghitungan
Inflasi
Besarnya angka inflasi di
Indonesia dihitung berdasarkan prkembangan Indeks Harga Konsumen
(IHK) yang disajikan oleh BPS dalam bentuk release yang mengambarkan
besarnya inflasi pada tingkat nasional dan propinsi maupun untuk
masing-masing jenis barang dan jasa yang termasuk dalam pola konsumsi
masyarakat. IHK adalah angka indeks yang mengukur besarnya perubahan
harga yang terjadi pada sekelompok barang dan jasa yang mewakili
konsumsi masyarakat rata-rata diperkotaan.
Secara ringkas biasa dihitung berdasarkan dua komponen utama yaitu, (1) pola konsumsi masyarakat yang direfleksikan dalam bentuk diagram timbangan dari berbagai jenis barang dan jasa yang termasuk dalam keranjang belanja (market basket) keluarga dan (2) perkembangan harga dari masing-masing jenis barang dan jasa yang termasuk dalam market basket tersebut. Dengan kata lain, IHK adalah angka indeks harga yang tertinggal dengan timbangan besarnya pengeluaran rata-rata yang dibayar oleh keluarga di wilayah tertentu. Timbangan ini di peroleh pada tahun yang digunakan pada tahun dasar dari angka indeks tersebut. Formula yang digunakan BPS untuk menghitung IHK ialah formula laspeyers:
Secara ringkas biasa dihitung berdasarkan dua komponen utama yaitu, (1) pola konsumsi masyarakat yang direfleksikan dalam bentuk diagram timbangan dari berbagai jenis barang dan jasa yang termasuk dalam keranjang belanja (market basket) keluarga dan (2) perkembangan harga dari masing-masing jenis barang dan jasa yang termasuk dalam market basket tersebut. Dengan kata lain, IHK adalah angka indeks harga yang tertinggal dengan timbangan besarnya pengeluaran rata-rata yang dibayar oleh keluarga di wilayah tertentu. Timbangan ini di peroleh pada tahun yang digunakan pada tahun dasar dari angka indeks tersebut. Formula yang digunakan BPS untuk menghitung IHK ialah formula laspeyers:
I(t) = jumlah ( Pi(t) X Qi((0) )
jumlah ( Pi(0) X Qi(0) )
Keterangan :
I(t) : indeks pada periode (tahun atau bulan) t
Pi(t) : harga barang/jasa jenis i pada periode t
Pi(0) : harga barang/jasa jenis i pada periode dasar atau periode (t-1)
Qi(t) : barang/jasa jenis i (yang dikonsumsi) pada periode t (ada n jenis)
Qi(0) : barang/jasa jenis i (yang dikonsumsi) pada periode dasar
: harga relatif pada periode t terhadap periode dasar
Penghitungan IHK juga bisa dihitung dengan cara:
P = I (t) - I (t-1) X 100
I (t-1)
Dari formula perhitungan IHK ini jelas bahwa yang berpengaruh pada besarnya inflasi ada dua faktor utama: harga relatif pada bulan ke-t dibandingkan bulan ke-(t-1) dan nilai konsumsi barang dan jasa pada bulan (t-1) yang digunakan sebagai timbangan atau bobot untuk menghitung angka indeks pada bulan t.
DAFTAR PUSTAKA
Algifari. 2003. Ekonomi Makro,Teori dan
Kasus, Edisi Kesatu. Yogyakarta: STIE YKPN.
Mceachera, William A. 2000. Ekonomi Makro, Jakarta: Salemba Empat
Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Tambunan, Tulus, T. H. 1996. Perekonomian Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia
Mceachera, William A. 2000. Ekonomi Makro, Jakarta: Salemba Empat
Sukirno, Sadono. 2000. Makroekonomi Modern, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Tambunan, Tulus, T. H. 1996. Perekonomian Indonesia, Jakarta: Ghalia Indonesia
Sumber:
Wikipedia
Home
Tidak ada komentar:
Posting Komentar